A. Tujuan
Buku Berlatih Motorik Halus "Gunakan
Jarimu" dibuat untuk melatih keterampilan motorik halus anak usia 3-4
tahun. Buku ini terdiri dari 2 halaman berbahan kain felt yang berisi model
sebagai media pembelajaran yang bertujuan untuk:
1. Melatih anak usia dini agar dapat mengancingkan
baju pada model berbentuk kemeja di halaman buku yang pertama.
2. Memberi arahan dan praktek langsung membuat
simpul pada tali sepatu melalui model pembelajaran di halaman kedua.
B. Kajian Teori
Pendapat ahli mengenai definisi motorik halus terangkum dalam uraian
singkat dibawah ini:
·
Teori John W Santrock
Motorik halus meliputi
gerakan-gerakan yang menyesuaikan secara halus seperti ketangkasan jari.
·
Teori Hurlock
Motorik halus merupakan
gerakan yang berkaitan dengan otot-otot halus ayau sebgaian anggota tubuh
tertentu, yang dalam pengembangannya dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih.
Contoh : kemampuan mencoret
akan semakin terarah dan memiliki bentuk bila sering dilatih, menyusun balok
akan menunjukkan bentuk bermakna dengan keluasaan kesempatan belajar dan
mengeksplorasi.
·
Teori Magil
Keterampilan motorik halus
sebagai sebuah gerakan yang memerlukan kontrol otot-otot ukuran kecil untuk
mencapai tujuan tertentu. Kontrol meliputi koordinasi mata-tangan ataupun
gerakan yang melibatkan tangan dan jari untuk pekerjaan dengan ketelitian
tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa
keterampilan motorik halus seperti menggunting, menempel, bermain puzzle,
membuat kolase, bermain dengan plastisin, mewarnai dan lain-lain, adalah
keterampilan membutuhkan ketangkasan jari, tingkat ketelitian yang tinggi serta
melibatkan koordinasi mata dan jari. Dalam pengembangannya diperlukan keluasaan
kesempatan untuk belajar dan berlatih agar dicapai kompetensi di aspek
pengembangan motorik halus.
Berlatih untuk mempraktekan
keterampilan motorik halus merupakan hal yang penting dalam mengembangkan
keterampilan anak menggunakan otot-otot halus melakukan gerkan-gerakan motorik
halus. Keterampilan tersebut dapat diperoleh dengan melalui beberapa tahapan
perkembangan motorik halus. Dave, menguraikan tahapan yang dilalui anak sebagai
berikut:
1. Tahap Imitasi
Adalah kemampuan melakukan
kegiatan sederhana sama persis seperti yang dilihat atau diperhatikan
sebelumnya. Pada tahap ini guru memberikan contoh terlebih dahulu, kemudian
anak akan meniru.
2. Tahap Manipulasi
Adalah kemampuan anak
melakukan kegiatan sederhana berdasarkan petunjuk yang diberikan guru. Pada
tahap ini, guru tidak lagi memberikan contoh pengerjaan, tetapi cukup dengan
memberi instruksi kepada anak usia dini, dan mereka akan dapat mengerjakan
berdasarkan petunjuk (instruksi) tersebut.
3. Tahap Presisi
Adalah kemampuan melakukan
kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.
Sebagai contoh: anak dapat mengancingkan baju tepat dengan korelasi satu-satu.
4. Tahap Artikulasi
Adalah kemampuan melakukan
kegiatan lebih dari satu (kompleks) secara berurutan sehingga dapat membuahkan
hasil kerja yang merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Contoh: guru meminta anak
untuk menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri sehingga hasil kerjanya
merupakan kesatuan gambar yang berwarna dan memiliki makna.
5. Tahap Naturalisasi
Adalah kemampuan melakukan
kegiatan secara refleks (dilakukan dengan sendirinya) tanpa adanya contoh
ataupun petunjuk yang diberikan oleh
guru. Contohnya anak akan segera dengan otomatis tanpa diminta mengikat tali sepatunya
apabila terlepas simpulnya.
Pengembangan keterampilan
seperti yang diuraikan di atas dan tahapannya akan dapat dilewati oleh anak
jika mendapat stimulasi yang cukup dari guru dan orang tua serta lingkungan
tempat anak tinggal. Variabel lain yang tidak kalah penting adalah memberikan
kesempatan pada anak untuk belajar dan berlatih. Belajar dapat pula diartikan
mengeksplorasi kemampuan motorik halusnya. Seringkali kemampuan motorik halus
terhambat karena tidak adanya ruang bagi anak untuk berekspresi. Sebagai contoh
saat anak mulai belajar memegang pensil atau krayon, orang tua sering kawatir
si anak akan menjadikan dinding sebagai media pembelajaran. Atau dalam hal
belajar menggunakan gunting, orang tua sering mengambil alih pekerjaan atas
dasar kekawatiran sang buah hati akan terluka karenanya. Padahal untuk menjadi
terampil dibutuhkan banyak latihan. Agar kedua pihak,- dalam hal ini orang tua
dan anak-, dapat sama-sama terpenuhi keinginannya maka perlu dilakukan mediasi
untuk menjembatani kebutuhan anak untuk belajar dan orang tua juga dapat
memastikan keamanan anak. Dalam kasus belajar menggunakan gunting misalnya,
perlu diberikan pemahaman pada anak sebelum memulai kegiatan dan orang tua/guru
melakukan supervisi berupa pengawasan selama kegiatan berlangsung. Sedangkan
dalam kasus mencoret tembok, anak dapat diajak berkomunikasi untuk negosiasi
agar mau berpindah dari media tembok ke media kertas untuk melatih coretannya
agar menjadi bentuk-bentuk bermakna. Pada dasarnya, baik guru maupun orang tua
tidak dianjurkan menghentikan aktifitas motorik halus atas dasar pertimbangan
orang dewasa pada umumnya, akan tetapi diperlukan dukungan guru dan orang tua
untuk lebih memahami anak dan
kebutuhannya untuk belajar dan bereksplorasi karena anak adalah penjelajah
ulung.
Pada media buku berlatih motorik
halus "Gunakan Jarimu", hal yang ingin dilatih secara khusus adalah
ketrampilan anak usia dini dalam mengancingkan baju dan membuat simpul pada
tali sepatu. Titik berat dari kegiatan ini adalah agar anak dapat mandiri dalam
mempersiapkan performanya.Sasaran adalah anak berusia 3-4 tahun, anak dalam
rentang usia ini telah mampu melepas dan memakai pakaiannya sendiri dengan
adanya latihan akan mempertajam ketelitian dan keterampilannya. Dalam
pengembangan motorik halus untuk ketrampilan mengancingkan baju dan mnegikat
tali sepatu akan lebih bermakna jika digunakan benda asli secara konkrit untuk
stimulasinya. Akan tetapi karena pertimbangan anak usia dini mempunyai daya
konsentrasi rendah maka latihan mengancingkan baju dilakukan dengan menggunakan
model baju yang hanya memiliki 2 anak kancing agar tingkat keberhasilannya
tinggi sehingga akan memotivasi anak untuk mengulanginya kembali. Sedangkan
model sepatu bertali digunakan untuk memastikan proses belajarnya memperhatikan
kebersihan.
C. Alat dan Bahan
C.1
Alat
1. Gunting
2. Jarum jahit
3. Jarum pentol
4. Pola huruf dan gambar untuk hiasan
5. Pensil
6. Penggaris
C.2
Bahan
1. Kain felt warna warni
2. Benang jahit
3. Lem uhu
4. tali sepatu
D. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dalam membuat buku berlatih motorik halus "Gunakan Jarimu"
adalah sebagai berikut:
1. Potong kain felt berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 20 cm x 14 cm, sebanyak 6 buah.
2. Ambil satu lembar kain felt untuk halaman sampul
buku berlatih motorik halus.
3. Tempelkan potongan huruf membentuk judul buku;
"Gunakan Jarimu".
1. Tambahkan juga gambar 5 jari sebagai hiasan di
cover-nya.
2. Rapikan potongan huruf dan gambar dengan cara
menjahit bagian tepinya dengan tusukan feston. Setelah halaman ini selesai,
sisihkan terlebih dahulu.
3. Ambil satu lembar kain felt yang kedua untuk
membuat halaman buku dengan model kemeja yang dilengkapi dengan kancing dan
lubangnya.
1. Pada kain felt yang ketiga , akan dibuat model
sepatu bertali dengan cara menempelkan gambar berpola sepatu kemudian jahit
feston pada sekeliling tepinya agar rapi. Lubangi bagian sepatu yang akan
dipasang tali.
1. Lekatkan cover buku dengan kain felt polos dan
jahit menggunakan tusukan feston mengelilingi tepi halaman buku. Tandai halaman
ini sebagai lembar (a).
1. Jahit bagian kedua halaman buku yang memuat model
kemeja dengan kain felt polos sebagai lembar (b).
2. Halaman buku dengan model sepatu bertali
direkatkan dengan halaman belakang buku dan dijahit rapi tepiannya dengan
tusukan feston. Ini adalah lembar (c).
3. Satukan lembar (a), (b) dan (c) menjadi kesatuan
buku yang utuh dengan cara menjilidnya.
No comments:
Post a Comment