Seorang
teman pernah bertanya, "Kenapa ya rumah kaca berbahaya buat
lingkungan?" Saya agak ragu meresponnya, bukan karena tak tahu harus
menjawab apa, tapi lebih karena menimbang bagaimana ya cara menjelaskannya?
Sebelum memulai menjawab, saya mengambil kopiko mini coffee, efeknya bagus buat
saya. Rasanya yang asik membuat saya lebih rilex dan jernih dalam berkata dan
bertindak.
"Bukan
rumah kacanya yang berdampak buruk bagi lingkungan, mungkin maksud kamu 'efek rumah kaca?'"
"Ya
itu maksudnya, emang beda ya?"
Nah
lebih jelas kan yang ditanyakan.
"Efek
rumah kaca itu cuma istilah saja, jadi seolah-olah kita ada di dalam rumah
kaca. Kebayang dong panasnya. Ini disebabkan banyaknya gas pembuangan yaitu
karbondioksida hasil pembakaran, singkatnya asap kendaraan bermotor, industri
dan lain-lain. Karbondiaoksida ini di udara (= baca di atmosfir) membentuk
lapisan yang dapat memantulkan kembali panas matahari, jadi kira-kira cara
kerjanya seperti berada dalam rumah kaca, itulah mengapa disebut efek rumah
kaca."
"Oh
begitu ya....tapi bener-bener nih efeknya sudah mendunia banget, gak salah deh
kalo dibilang global warming." teman saya jadi nyerocos,"Panasnya
sesuatu banget, sampe ke ubun-ubun, membuat kita jadi mudah lelah dan cepat marah."
Sambil
senyum kuulurkan kopiko mini coffee ke arahnya, "Kalo soal mudah lelah dan
cepat marah, cobain kopiko aja, bisa membantu saat dibutuhkan, ini permen asik
lho, bikin kamu tetap rileks dan semangat..."
Kulihat
senyum mulai merekah di wajahnya, dengan mengerling dia berucap," Makasih
ya kopiko-nya. Global warming? Efek rumah kaca? Di kopiko-in aja, hilang
'panas' di hati....."
Sebelum
dia menghilang sempat ku teriakan," Jangan lupa banyak tanam pohon juga
dong...."


No comments:
Post a Comment