Merapi
erupsi lagi, kawah gunung aktifnya terbatuk mengeluarkan material vulkanik,
berupa asap dan abu yang langsung digandeng mesra oleh tiupan angin November ke
arah timur dan tenggara. Berjanji untuk menjelajah sejauh mungkin, terbang dan
bercengkrama. Namun karena fitrah abu sebagai partikulat, tak urung juga
terpengaruh grafitasi, jatuh ke bumi seolah bagai hujan abu. Yang menyambut
suatu pagi di sebuah Senin yang biasanya dihias 3 kata....sibuk...sibuk...dan
sibuk.....
Mencoba
berbagi dengan teman-teman di luar Sleman dan Yogyakarta, Endang menulis
," Lagi hujan abu nih, friends," di grup messeger. Tak disangka,
responnya simpati dari teman-teman mulai berdatangan, dimulai dari Atiek yang
me-reply,"Pake masker, Ndang." oohhh...., so sweet perhatiannya.
Dalam hati Endang terharu pada rasa empati yang tinggi dari teman-temannya.
Sejurus kemudian diraihnya kopiko Cappuccino dari laci meja kerjanya,
hmmm....dibikin asik lagi ah chat di grup hari ini, kayak asiknya ngemut kopiko
Cappuccino. Lalu.....,"Iya nih Tiek.Terima kasih sarannya. Ini juga lagi
pake masker yang bengkoang malah..."
"Hahahaha...,"
"Inget lho,Ndang pake
masker...bukan daster...wkwkwk...,"Leo menimpali.
Tuh
bener kan jadi cair lagi, gak serius-serius amat. Efek dari kopiko Cappuccino yang cuma sejangkauan jari emang bikin asik dan rilex lagi chat-nya. Bencana bukan untuk diratapi, lebih
nyata untuk dihadapi dan dijadikan penyemangat, seperti kopiko Cappuccino,
semangat lagi.
#Ternyata kamu lucu juga,
Ndang


No comments:
Post a Comment