Thursday, December 5, 2013

Catatan Harian



      Kerinduan pada seseorang ataupun masa lalu, membuat Novan membolak-balik halaman buku harian lamanya. Coretan-demi coretan, catatan demi catatan dibaca ulang dan membawa sebagian dari dirinya tidak berada di tempat dia berada. Terbang melintas perjalanan waktu, membuka tirai-tirai kenangan yang menyimpan segala tawa, tangis, rasa dalam kotak memori.


      Ujung jarinya meraih kopiko Cappuccino yang hanya sejangkauan jari, begitu mudahnya. Rasa Cappuccino yang asik turut menemani perjalanannya sore ini,_ membuatnya rilex-,  hingga tiba di halaman buku yang membuatnya terpaku membaca tak bisa lagi beranjak ke catatan lain.

 "Malam Minggu ini, Elly merajuk karena tidak diapelin. Dan Aku juga terpaksa mengeluarkan jurus 'bela diri' untuk meredam amarahnya. Alhasil lumayan juga. Semua bermula dari niatan baik menolong teman untuk mengumpulkan uang guna membayar spp yang sudah tertunda 6 bulan. Sudah dapat warning akan dikeluarkan dari sekolah dia. Memang itu adalah kesalahannya, tidak amanah menyampaikan spp dari orang tua ke pihak sekolah. Tapi siapa sih yang tidak pernah khilaf?  Berangkat dari pemikiran itu, aku bersedia diajak mengamen demi mengais recehan. Ternyata tak semudah yang kubayangkan, meski persiapan ku sudah habis-habisan, memakai topi untuk memaksimalkan penampilan (hihi..sebenarnyaini penyamaran, aku malu kalau sampai bertemu orang yang dikenal..). Menjadi pengamen membuatku mengerti, merasakan dan melihat orang-orang berlarian menutup pintu. Intinya secara mental, lebih mudah menyanyi di panggung daripada mengamen....(ini serius, berdasarkan pengalamanku sebagai anak band). Untunglah aku berhasil melewati ngamen malam mingguku dengan sukses, dalam arti target spp 6 bulan terpenuhi. Meski untuk itu aku harus bersiap-siap menghadapi rajukan Elly."




      Masih bisa Novan merasakan rasa Cappuccino dari kopiko yang diemutnya,begitu nikmat dan membuatnya semangat lagi. Juga masih bisa dirasakan emosi malam itu saat dia menulis catatan harian. Diambilnya pulpen dan dia menuliskan tanggal hari ini di bawah catatan itu, hmmm....sudah hampir 5 tahun jedanya. Ditambahkannya beberapa baris kata.


"Kenakalan remaja menbuatku mengerti arti kata tanggungjawab, setia kawan dan mau berkorban. Sampai saat ini, Elly tak pernah tahu alasanku yang sebenarnya malam itu tak datang apel ke rumahnya. Ah....Biarlah tetap begitu..."

      Pada saat yang hampir bersamaan, bermil-mil dari Dumai, di sebuah kamar yang tertata apik, seorang gadis tengah duduk berteman pena dan catatan harian. Dan tergoreslah kata-kata.

"Diam-diam aku bangga padamu. Cukup aku mengetahui kau mengamen untuk belajar menjadi dewasa. Dan biarlah kepura-puraan akan ketidaktahuanku menjadikanmu tidak kehilangan muka. BIarlah tetap begitu..."

#momen indah bersama kopiko Cappuccino


No comments:

Post a Comment