Kerinduan
pada seseorang ataupun masa lalu, membuat Novan membolak-balik halaman buku
harian lamanya. Coretan-demi coretan, catatan demi catatan dibaca ulang dan
membawa sebagian dari dirinya tidak berada di tempat dia berada. Terbang melintas
perjalanan waktu, membuka tirai-tirai kenangan yang menyimpan segala tawa,
tangis, rasa dalam kotak memori.
Ujung
jarinya meraih kopiko Cappuccino yang hanya sejangkauan jari, begitu mudahnya.
Rasa Cappuccino yang asik turut menemani perjalanannya sore ini,_ membuatnya
rilex-, hingga tiba di halaman buku yang
membuatnya terpaku membaca tak bisa lagi beranjak ke catatan lain.
"Malam Minggu ini, Elly merajuk karena tidak
diapelin. Dan Aku juga terpaksa mengeluarkan jurus 'bela diri' untuk meredam
amarahnya. Alhasil lumayan juga. Semua bermula dari niatan baik menolong teman
untuk mengumpulkan uang guna membayar spp yang sudah tertunda 6 bulan. Sudah
dapat warning akan dikeluarkan dari sekolah dia. Memang itu adalah
kesalahannya, tidak amanah menyampaikan spp dari orang tua ke pihak sekolah.
Tapi siapa sih yang tidak pernah khilaf?
Berangkat dari pemikiran itu, aku bersedia diajak mengamen demi mengais
recehan. Ternyata tak semudah yang kubayangkan, meski persiapan ku sudah
habis-habisan, memakai topi untuk memaksimalkan penampilan (hihi..sebenarnyaini
penyamaran, aku malu kalau sampai bertemu orang yang dikenal..). Menjadi
pengamen membuatku mengerti, merasakan dan melihat orang-orang berlarian
menutup pintu. Intinya secara mental, lebih mudah menyanyi di panggung daripada
mengamen....(ini serius, berdasarkan pengalamanku sebagai anak band). Untunglah
aku berhasil melewati ngamen malam mingguku dengan sukses, dalam arti target
spp 6 bulan terpenuhi. Meski untuk itu aku harus bersiap-siap menghadapi
rajukan Elly."
Masih
bisa Novan merasakan rasa Cappuccino dari kopiko yang diemutnya,begitu nikmat
dan membuatnya semangat lagi. Juga masih bisa dirasakan emosi malam itu saat
dia menulis catatan harian. Diambilnya pulpen dan dia menuliskan tanggal hari
ini di bawah catatan itu, hmmm....sudah hampir 5 tahun jedanya. Ditambahkannya
beberapa baris kata.
"Kenakalan
remaja menbuatku mengerti arti kata tanggungjawab, setia kawan dan mau
berkorban. Sampai saat ini, Elly tak pernah tahu alasanku yang sebenarnya malam
itu tak datang apel ke rumahnya. Ah....Biarlah tetap begitu..."
Pada
saat yang hampir bersamaan, bermil-mil dari Dumai, di sebuah kamar yang tertata
apik, seorang gadis tengah duduk berteman pena dan catatan harian. Dan
tergoreslah kata-kata.
"Diam-diam
aku bangga padamu. Cukup aku mengetahui kau mengamen untuk belajar menjadi
dewasa. Dan biarlah kepura-puraan akan ketidaktahuanku menjadikanmu tidak
kehilangan muka. BIarlah tetap begitu..."
#momen indah bersama kopiko
Cappuccino


No comments:
Post a Comment