A. LATAR BELAKANG
Karakteristik tujuan pendidikan anak usia dini adalah
tujuan yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan yaitu: pengembangan
kognitif, pengembangan bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik dan pengembangan
sikap dan nilai serta pengembangan kreatifitas. Untuk dapat melaksanakan
pembelajaran guna mencapai tujuan diperlukan strategi pembelajaran yang tepat
bagi anak usia dini sesuai dengan tingkat perkembangan dan segala potensi yang
dimilikinya.
Sebagai contoh untuk mengembangkan
kognitif anak diperlukan strategi yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir,
memecahkan masalah, menyimpulkan yang dikemas dalam kegiatan bermain.
Penggunaan strategi yang tepat akan membantu mengembangkan kognitif anak dengan
baik.
Untuk mengembangkan kreatifitas anak, strategi
yang dapat dipertimbangkan oleh guru adalah strategi yang dapat meningkatkan
rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi anak, mampu mencari dan menemukan
jawaban dan menemukan hubungan-hubungan baru.
Untuk mengembangkan kemampuan yang
berkaitan dengan kemampuan berbahasa, guru dapat memilih strategi yang dapat
meningkatkan kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis permulaan dan
kemampuan komunikasi. Demikian pula untuk pengembangan bidang lainnya,
penentuan strategi sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak dan hasil
yang akan dicapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Pentingnya menentukan strategi
pembelajaran bagi anak usia dini, mengharuskan guru untuk mengetahui
jenis-jenis strategi apa saja yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan.
Kostelnik (1999) membedakan strategi pembelajaran menjadi dua, yaitu: strategi
pembelajaran umum dan strategi pembeljaran khusus.
Rumusan masalah pada makalah ini
adalah untuk mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran umum dan khusus
menurut Kostelnik (1999).
C. TUJUAN
Menentukan manfaat yang dapat
diambil dari pemilihan strategi pembelajaran umum dan khusus menurut Kostelnik
(1999).
D. LANDASAN TEORI
D.1 Pengertian
Strategi pembelajaran mengandung
pengertian pola umum perbuatan guru dan
murid yang diwujudkan ke dalam kegiatan
belajar mengajar, yang dapat pula diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan
guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Penekanan arti strategi pembelajaran menggaris bawahi peran dan aktifitas guru dalam mengajar dan
aktifitas anak belajar.
Kostelnik (1999) mengemukakan
klasifikasi strategi pembelajaran menjadi strategi pembelajaran umum dan
strategi pembelajaran khusus yang dapat diterapkan dalam pendidikan anak usia
dini. Dalam pelaksanaanya guru memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan secara
cermat dalam memutuskan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk
memudahkan anak belajar.
D.2. Alur Pembelajaran
D.2.1.
Strategi Pembelajaran Umum.
Jenis-jenis strategi pembelajaran
umum yang dapat diaplikasikan pada pendidikan anak usia dini, menurut Kostenik
(1999) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
keterlibatan indera
Panca indera adalah gerbang
informasi yang masuk dari luar sehingga praktis pembelajaran dengan menggunakan
panca indera akan memberikan pengalaman langsung yang konkrit pada anak.
Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh langsung benda-benda konkrit,
berinteraksi dengan manusia, mengamati hal-hal di sekitar anak akan sangat
membantu pemahamannya.
Pedoman yang harus diperhatikan
dalam mendorong keterlibatan indera anak (Kostelnik ,1999), yaitu:
Pengalaman langsung adalah yang terbaik bagi
anak.
Pengalaman langsung harus mendahului
penggambaran yang lebih abstrak.
Model lebih konkrit daripada gambar dan
gambar lebih konkrit daripada kata-kata.
Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan
indera terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.
2. Mempersiapkan
isyarat lingkungan
Isyarat lingkungan dapat diciptakan
oleh guru untuk melatih kemandirian anak dan memahami simbol-simbol yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh:
Memasang gambar orang membuang sampah di
tempat sampah di sudut kelas untuk menunjukkan dan mengajarkan anak-anak agar
membuang sampah ke dalam tempat sampah.
Memasang gambar mengenai tata cara mencuci
tangan dengan sabun di dekat wastafel. Tujuannya agar anak mendapat panduan
mengenai tata cara mencuci tangan dengan sabun.
3. Analisis
tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk menjelaskan tugas secara lebih rinci dan operasional sehingga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak.
Contohnya guru mengharapkan anak
dapat melipat baju dengan benar, maka guru harus menjabarkan tugas ini ke dalam
tugas yang lebih kecil (lebih khusus) ke dalam tahapan seperti berikut ini :
Menentukan tujuan yang hendak dicapai:
melipat baju dengan benar.
Menjelaskan susunan seperti apa yang
diharapkan.
Menunjukkan keterampilan yang perlu
dilibatkan, misalnya:
a) Merentangkan
baju di atas meja dengan posisi bagian belakang baju menghadap ke atas.
b) Merapikan
permukaan baju dengan cara meluruskannya.
c) Melipat
sisi kanan dan sisi kiri baju ke arah dalam.
d) Melipat
baju menjadi dua bagian.
Memperlihatkan keterampilan yang pelu
diketahui anak.
Menentuan bagian pertama yang akan diajarkan
pada anak.
4. Bantuan
orang yang lebih berpengalaman (scaffolding)
Scaffolding adalah proses pemberian
bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap
untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan kebutuhan anak. Bantuan
dapat berasal dari orang dewasa, orang yang lebih tua dan teman sebaya. Bantuan
akan diberikan jika anak sudah tidak dapat menemukan cara-cara untuk
menyelesaikan kegiatan atau tugas.
5. Praktek
terbimbing
Cara belajar melalui praktek
terbimbing merupakan implikasi dari prinsip bahwa anak-anak belajar melalui
proses pengulangan (repetisi), menurut Bredekamp dan Copple, 1997. Belajar yang
riil tidak akan terjadi alam satu kali, oleh karena itu anak perlu diberi
kesempatan untuk menggunakan konsep, mengeksplorasi gagasannya dan mencoba
keterampilan baru untuk memperoleh pemahaman.
6. Undangan/ajakan
Undangan secara verbal sangat
penting untuk memusatkan perhatian anak-anak agar mau berpartisipasi dalam
kegiatan yang akan dilakukan, contohnya: "Anak-anak, mari berkumpul dan
membuat lingkaran."
7. Refleksi
tingkah laku
Refleksi tingkah laku merupakan
umpan balik deskriptif tentang tindakan yang dilakukan anak-anak dengan tujuan
untuk menguatkan tindakan anak.
8. Refleksi
kata-kata
Refleksi kata-kata (paraphrase
reflection) adalah pernyataan yang diungkapkan guru tentang sesuatu yang
dikatakan anak-anak. Dengan demikian komentar yang tidak menilai anak yang
diucapkan oleh guru dapat meningkatkan
kemampuan anak.
9. Contoh
(modelling)
Dalam banyak hal, anak-anak belajar
dengan cara meniru apa yang dilakukan orang lain. Dalam strategi pembelajaran
modelling dapat dilakukan melalui kegiatan bermain pura-pura (pretending play),
misalnya dengan anak berpura-pura menjadi guru.
10. Penghargaan
efektif
Guru dapat memberikan penghargaan
pada anak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkannya. Bentuknya dapat berupa
pujian terhadap tingkah laku positif anak. Agar penghargaan menjadi efektif,
maka harus bersifat spesifik dan didapat pula dibandingkan dengan kemajuan anak
dengan tingkah laku sebelumnya.
Sebagai contoh: "Bagus sekali
Nana, kamu telah berani maju ke depan dan memimpin doa sebelum makan dan
minum."
11. Menceritakan/menjelaskan/menginformasikan
Segala informasi yang dibutuhkan
anak dapat disajikan dalam bentuk cerita/penjelasan. Agar penjelasan menjadi
efektif maka harus didasarkan pada pengalaman langsung yang dimiliki oleh anak
dan terdapat dalam konteks yang bermakna bagi anak.
12. Do it signal
Do it signal berupa arahan sederhana
yang diberikan pada anak agar mau melakukan suatu tindakan, contoh :
"Silahkan mengambil kue yang kamu sukai." Atau " Dapatkah kamu
menuliskan a-i-u-e-o?" atau dapat juga dalam bentuk tantangan.
13. Tantangan
Telah disinggung di awal bahwa
tantangan adalah variasi dari strategi do it signal, yang diberikan untuk
memotivasi anak dalam memecahkan masalahnya. Namun dalam hal ini guru perlu
mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam tantangannya.
Contohnya: "Siapa yang dapat
membuat bermacam-macam binatang dari plastisin?"
14. Pertanyaan
Pertanyaan adalah suatu alat
pengajaran pokok yang dapat digunakan pada lembaga pendididkan anak usia
dini. Efektifitas sebuah pertanyaan
dapat dilihat dari keterkaitannya dengan tujuan yang akan dicapai, dapat
merangsang berfikir anak, dapat dipahami anak dan singkat.
15. Kesenyapan
Kesenyapan merupakan cara jitu dalam
mendukung anak belajar dan berkonsentrasi. Dengan demikian komentar guru tidak
diperlukan karena akan mengganggu konsentrasi anak.
D.2.2 Strategi Pembelajaran Khusus
Dalam
implementasinya, strategi pembelajaran umum yang satu dapat dipadukan dengan
strategi yang lain untuk menciptakan strategi pembelajaran yang berbeda dalam
fungsi dan bentuknya. Memadukan beberapa strategi juga merupakan upaya agar
proses pembelajaran dapat lebih menarik dan menantang bagi anak sehingga tingkat perkembangan optimal dapat dicapai.
Mengacu
pada prinsip perlunya penggabungan strategi pembelajaran umum, Kostelnik (1999)
mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang relevan untuk
diaplikasikan pada anak-anak yang berusia 3-8 tahun.
1. Kegiatan
Eksploratori
Anak-anak banyak melakukan
eksplorasi terhadap lingkungannya, baik dengan benda, binatang, tanaman,
manusia, peristiwa ataupun kejadian dalam kesehariannya. Melalui kegiatan
eksploratori anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan memilih
kegitan sesuai dengan minatnya. Dengan demikian anak membangun pengetahuannya
sendiri dengan cara aktif melakukan kegiatan (memegang peranan utama).
Kegiatan eksploratori merupakan
penggabungan dari strategi : meningkatkan keterlibatan indera anak dengan
mempersiapkan isyarat lingkungan yang dapat merangsang dan memungkinkan anak
terlibat secara bebas. Peran guru adalah memfasilitasi penyediaan bahan-bahan
dan peralatan bermain yang diperlukan.
2. Penemuan
Terbimbing
Sasaran yang ingin dicapai dalam
strategi penemuan terbimbing adalah agar anak dapat membuat hubungan dan
membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Titik berat dari
strategi ini adalah proses belajar anak dan bukan pada hasil akhirnya.
Kegiatan pada penemuan terbimbing
menggabungkan strategi modelling, penghargaan yang efektif, menceritakan/ menjelaskan/
menginformasikan, do it signal dan pertanyaan.
3. Pemecahan
Masalah
Melalui strategi pemecahan masalah
anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakannya dan
merumuskan simpulan. Dalam penerapanannya strategi ini dapat digunakan untuk
masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam dan juga untuk pemecahan
masalah sosial. Contohnya memilih nama untuk binatang kesayangan dalam sebuah
cerita.
4. Diskusi
Strategi pembelajaran yang
menunjukkan adanya interaksi timbal nalik atau berbalas-balasan antara guru
dengan anak.
Diskusi merupakan penggabungan dari
strategi undangan, refleksi, pertanyan dan pernyataan. Peran guru tidak dalam
hal membimbing percakapan anak-anak, tapi lebih kepada mendorong mereka
menemukan gagasannya sendiri dan mengkomunikasikan serta mengembangkan gagasan
tersebut secara lebih luas pada orang lain, yaitu teman-teman atau gurunya.
5. Belajar
Kooperatif
Cohen (1994) mendefinisikan strategi
pembelajaran belajar koperatif sebagai strategi yang melibatkan anak-anak untuk
bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil dan setiap anak dapat berpartisipasi
dalam tugas-tugas bersama.
Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan melalui strategi belajar kooperatif antara lain: membuat lukisan
kelompok, menari berpasangan, memasang puzzle berkelompok dan lain-lain.
6. Demostrasi
Strategi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menyajikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu disebut
demonstrasi.
Demonstrasi memadukan strategi umum
pembelajaran 'do it signal', modelling dan menceritakan/menjelaskan/menginformasikan.
Tiga langkah strategi pembelajaran menurut Kostelnik (1999), yaitu: (1) meminta
perhatian anak , (2) menunjukkan sesuatu
kepada anak, (c) meminta tanggapan atau respon.
7. Pengajaran
Langsung
Pengajaran langsung adalah strategi
pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak-anak mengenal
istilah-istilah,strategi, informasi faktual dan kebiasaan-kebiasaan (Driscoll,
et. al 1996).
Merupakan gabungan dari modelling,
analisis tugas, penghargaan efektif, menginformasikan, do it signal dan
tantangan.
Dalam pengajaran langsung, guru
mempunyai peranan yang sangat besar dalam membuat keputusan-keputusan yang
tepat tentang: apa, bagaimana dan kapan anak-anak melaksanakan tugas-tugas
tertentu.
D.3
Kelebihan-kelebihan Strategi Pembelajaran umum dan Khusus
D.3.1 Strategi Pembelajaran Umum
Kelebihan-kelebihan strategi
pembelajaran umum adalah sebagai berikut:
1. Belajar
dapat dilakukan secara alamiah
mengandung keterlibatan indera yang sangat tinggi dan mengedepankan
prinsip pembelajaran langsung dan konkrit.
2. Simbol-simbol
non verbal seperti dalam strategi mempersiapkan isyarat lingkungan dapat
mendorong anak-anak untuk dapat mengembangkan kemandirian, kerjasama dan
belajar menerapkan disiplin.
3. Melalui
strategi modelling, akan diperoleh dampak yang sangat positif bagi anak-anak
dalam hal mempelajari perilaku-perilaku yang tepat.
4. Dapat
dimanfaatkan sebagai penguat dari kata-kata atau tindakan-tindakan anak melalui
strategi refleksi tingkah laku, refleksi kata-kata dan penghargaan efektif
serta memberikan dukungan terhadap anak-anak untuk belajar (kesenyapan).
5. Anak
dirangsang untuk menjadi pembelajar yang aktif dengan menerapkan strategi
tantangan dan praktek terbimbing.
6. Hasil
belajar yang sarat dengan tujuan menjadi kelebihan dari strategi analisis tugas
dan praktek terbimbing.
7. Anak
dapat membangun pengetahuannya sendiri dengan bantuan guru, atau orang dewasa
lainnya yang diperlukan oleh anak (Scaffolding)
D.3.2
Strategi Pembelajaran khusus
Kelebihan
Strategi Pembelajaran Khusus adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak
memilki peran yang utama dalam kegiatan belajarnya,sedangkan guru bertindak
sebagai fasilitator yang menyediakan bahan-bahan dan peralatan bermain serta
informasi yang diperlukan oleh anak. Strategi yang dimaksud adalah kegiatan
eksploratori, penemuan terbimbing, diskusi, pemecahan masalah dan belajar
koorperatif.
2. Anak
belajar bertanggungjawab dari dirinya dan dari orang lain melalui belajar
kooperatif.
3. Meningkatkan
daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen atau
berfikir induktif dan berfikir evaluatif ( Moeslicahtun).
4. Keuntungan
menggunakan pembelajaran langsung adalah efisien dalam waktu dan guru dapat
mengetahui hasil belajar anak dengan segera.
D.4
Kelemahan-kelemahan Strategi Pembelajaran Umum dan Khusus
D.4.1 Kelemahan dari Strategi
Pembelajaran Umum
1. Beberapa
strategi lebih cocok digunakan secara spesifik pada kelompok bermain (KB),
seperti meningkatkan keterlibatan indera dan praktek terbimbing,
2. Peran
anak pasif terlihat pada strategi pembelajaran umum berikut: undangan/ ajakan,
do it signal, menceritakan/ menjelaskan/ menginformasikan.
3. Bantuan
yang diberikan oleh guru berlaku hanya pada saat anak mengalami kesulitan belajar, sesuai
dengan strategi : scaffolding , praktek terbimbing dan modelling.
D.4.2 Kelemahan Strategi Pembelajaran
Khusus
1. Dalam
kegiatan eksploratori, guru harus dapat membatasi penggunaan strategi 'do it
signal' atau pertanyaan yang membimbing anak berfikir sesuai dengan
arahan-arahan khusus dari guru agar dapat menemukan pengetahuannya sendiri
melalui eksploratorinya.
2. Strategi
pembelajaran yang sifatnya searah dari guru ke murid menjadi penyebab anak
pasif dan menjadi objek pembelajaran pada strategi demonstrasi dan pengajaran
langsung.
E. Simpulan
1. Pada
dasarnya Strategi Pembelajaran Umum dan Khusus yang dikemukakan oleh Kostelnik
(1999) untuk menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk memilik strategi
pembelajaran yang akan digunakan untuk memudahkan anak belajar.
F.SARAN
Dalam
implikasinya, penerapan strategi pembelajaran tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri, melainkan akan membuat
proses belajar yang optimal jika dapat dipadukan untuk saling bersinergi
melengkapi satu sama lain. Diperlukan kejelian guru dalam memilih strategi dan
kegiatan yang tepat bagi kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi anak usia
dini.
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh,
dkk (2009). Strategi Pembelajaran TK: Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta